"Mah, pergi yuk!", ajak Amira kepadaku.
"Mau ke mana?", aku balas bertanya.
"Mau beli spray untuk nyetrika, lem putih...kalo obat tetes mata belinya dimana?"
Dua minggu berlalu, anakku masih terus sibuk mengaduk-aduk adonan slime dengan resep yang berbeda-beda. Persediaan deterjen, sabun mandi, sabun cuci piring, sabun cuci tangan sering menghilang dari tempatnya. Ya, semua bahan dicobanya untuk mendapatkan adonan slime yang paling pas menurutnya. Sepertinya tidak ada hal lain yang menarik untuk dikerjakan selain membuat slime.
Sungguh mempesona cara anak belajar dan memenuhi keingintahuannya. Semoga tetap terjaga rasa ingin tahumu ya, Nak.
Selamat bersenang-senang sayang! Nikmati petualangan belajarmu!
Minggu, April 10, 2016
Memanen Benih Kenikir
Kenikir (Cosmos Caudatus) atau dikenal juga sebagai Sintrong biasa digunakan untuk lalapan. Aku sendiri baru mengenalnya saat di Gresik, ketika ditanya oleh penjual pecel mau pakai kenikir atau tidak. Karena aku bukanlah tipe orang yang suka mencoba jenis sayuran baru, aku menolaknya. Namun namanya kusimpan dalam memori.
Penasaran dengan tumbuhan ini, sengaja kucari benihnya. Paling mudah ya cari via online. Aku mendapatkannya disini. Ternyata benihnya itu bukan berbentuk biji-bijian. Karena bertanam bukanlah keahlianku, saat pertama menyemai benihnya, aku menanamnya terbalik. Hahaha...dasar amatiran dan tidak perhatian! Anakku saja sampai heran melihatnya.
Kalau diingat-ingat, sepertinya aku pernah bertanam tumbuhan dengan benih yang sejenis, tapi namanya Bunga Kosmos. (Hahaha.....kelihatan banget kan...!!!)
Kembali ke Bandung, aku kembali menyemainya. Alhamdulillah semua semaiannya tumbuh dengan baik. Meskipun dikomentari seorang keponakan untuk apa menanam tanaman liar, aku tidak peduli. Karena meskipun banyak tumbuh liar, sampai seusia ini aku tidak pernah tahu kalau tidak menanamnya sendiri. Pantas saja tanaman ini mudah tumbuh.
Kegiatan menanam ini ada bagusnya juga, selain memperkenalkan kepada anak-anak bagaimana menghasilkan bahan mentah makanan keluarga, mereka juga mau mencicipi sayuran yang baru mereka kenal. Ternyata Amira suka daun kenikir ini. Luar biasa!
Setelah cukup puas mencicipi daunnya sebagai campuran pecel atau disantap sebagai lalapan, aku membiarkan kenikirku tumbuh sampai berbunga. Aku ingin tahu bagaimana memperoleh benihnya.
Beberapa bunga telah mekar namun masih belum ditemukan darimana benihnya berasal. Sampai hari ini, aku mendapat jawabannya. Mau tahu juga?
Lihat dalam foto-fotonya di bawah ini saja ya... :)
Memanen Benih Kenikir |
Mau coba menanamnya?
Langganan:
Postingan (Atom)
Perjalanan Minim Sampah
Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...
-
Apakah belajar itu? Bagaimana kita belajar? Bagaimana suasana belajar yang optimal? Dengan siapa kita belajar? Di mana tempat terbaik untuk ...
-
Bagaimana awal mulanya petunjuk waktu digunakan? Bentuknya seperti apa? Bagaimana cara kerjanya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengawali...