Mencoba hal baru? Mengapa tidak?
Para petualang cilik kali ini memasak bersama. Memasak
bersama teman-teman saja pastinya mengasyikkan, apalagi sambil mencoba menu
baru!
Coba tebak apa menu baru yang dicoba oleh para petualang cilik?
Mereka memasak daun kelor!
Ide memasak ini dilontarkan oleh Nina. Saat akumenyampaikan
rencana kegiatan eksplorasi yang kedua, Nina merasa berkeberatan. Menurutnya
usulanku sama saja dengan eksplorasi pertama. Kemudian muncullah ide memasak ini.
Selain karena Nina memang suka memasak, dia pun ingin mengajak teman-temannya
mencoba daun kelor.
Tahu pohon kelor kan? Nama kerennya adalah Moringa,
lengkapnya Moringa Oleifera. Di kebun depan ada sebuah pohon kelor yang sudah
menjulang tinggi. Sampai-sampai batangnya harus ditebang dulu supaya bisa
memanen daun-daunnya. Tapi jangan khawatir, tunas-tunas baru akan bermunculan
menggantikan yang lama.
Pertama yang mereka lakukan adalah melepaskan daun-daun
kelor yang telah dipanen dari batang-batang kecilnya. Beberapa daun terlihat
kuning dan beberapa lainnya terlihat kering sebagian karena terkena hama. Ada
yang berkomentar wangi, ada pula yang tidak suka aromanya. Hal ini membuat
mereka penasaran bagaimana rasanya
Tibalah waktunya untuk memasak. Tanpa ada yang mengomando,
para petualang cilik langsung mengambil peran masing-masing. Ada yang mengiris
bawang putih, ada yang mengocok telur, ada pula yang menyiapkan wajan dan alat
masak lainnya. Mereka juga mengatur sendiri gilirannya untuk mencampur, karena
semua ingin mencoba. Tapi ada satu pekerjaan yang tidak seorang pun mau
melakukannya, yaitu mengiris bawang merah.
Keseruan masih terus berlangsung saat makan bersama. Semua antusias
mencoba jenis sayuran baru. Tanpa ragu semua mencoba, mungkin faktor makan
bersama juga berpengaruh.
“Enak!”
“Aku mau nambah!”
Demikian sedikit komentar dari mereka. Selebihnya mereka
asyik menikmati makan siang bersama.
Bagaimana dengan batang kelor yang hasil menebang? Mau
diapakan?
Aku tantang mereka adakah yang mau mencoba untuk
menumbuhkannya.
“Memangnya bisa ya?”
“Bagaimana caranya?”
Vira dan Zainab menjawab tantangan tersebut dengan semangat.
Kusampaikan pada mereka untuk merendamnya dengan air.
Sebelumnya kami memang membahas mengenai cara-cara
memperbanyak tumbuhan. Mulai dengan menanam biji atau benihnya, menanam kembali
sisa bagian batang atau akar/umbinya, atau dengan cara distek, baik stek batang
maupun stek daun. Dilanjutkan dengan mengamati berbagai contohnya yang ada di
halaman.
Selain keseruan memasak, di awal kegiatan para petualang
cilik berdiskusi mengenai sayur dan buah. Bagaimana mengelompokkan keduanya,
ciri apa saja yang menjadi pembedanya. Naura terlihat bersemangat bisa
menjelaskan perbedaan sayur dan buah dari hasil bacanya.
Di akhir kegiatan, Vira banyak bertanya tentang berbagai
hal, salah satunya adalah darimana asal biji bawang daun. Ternyata selain
tantangan menumbuhkan sereh yang diselesaikannya, dia pun mencoba sendiri
menumbuhkan bawang daun dari sisa memasak.
Ada apa lagi ya di petualangan berikutnya?