Kamis, April 04, 2013

Ketika Hafalanku Diuji Amira

Potret Amira
Saat itu Amira, putri keduaku, sedang menghafal Al Qur'an Surah An Naba di sekolahnya. Saat dia menghafalkan satu ayat setiap harinya, aku pun melakukannya di rumah. Hal itu kulakukan untuk memotivasi anakku dan juga aku, di samping akupun ingin bisa hafal dan paham Al Qur'an. Aku memacu diriku sendiri untuk selalu bisa selangkah di depannya, meskipun di hadapannya aku tidak menunjukkan bahwa aku lebih dulu darinya.

Ketika Amira mengulang hafalannya di rumah, aku mengikutinya tanpa suara. Sesekali jika dia lupa atau terpeleset, aku membantunya. Terkadang Amira suka bertanya,"Mama udah ayat berapa?" Saat dia tahu aku selangkah di depan, raut wajahnya berubah. Kalau sudah begitu, aku akan beralasan,"Sabtu Minggu kakak kan libur, jadi ga nambah hafalan. Mama kan ga ada libur, jadi lebih cepat dua ayat."

Sampai suatu hari Amira sudah menyelesaikan hafalannya sampai dengan ayat terakhir, namun dia masih lupa di beberapa bagian ayat tersebut. Sambil berpanduan pada Al Qur'an aku membimbingnya untuk memperlancar hafalannya. Setelah lancar ayat terakhir, kuminta ia mengulangnya dari ayat pertama dan permintaanku dipenuhinya dengan baik. Begitu selesai, tiba-tiba dia melihatku dengan pandangan menyelidik dari sudut matanya,"Mama apal ga dari ayat pertama? Jangan liat Qur'an!"
Sedikit kaget aku menanggapinya sikap galaknya dengan tertawa geli. Namun lanjutnya,"Coba kalo apal...!"

Meskipun merasa sedikit keki, tanpa menunggu lama aku lantunkan Surah An Naba dari ayat pertama. Alhamdulillah aku dapat terus melanjutkannya tanpa hambatan sampai dengan ayat terakhir.
Penutup lantunanku langsung disambutnya dengan senyum manis yang terkembang dari bibir mungilnya sambil memujikan,"Iya bener...Mama memang apal ya..."
Aku balas tersenyum sambil mengucap Alhamdulillah. Hatiku senang karena bisa membuatnya percaya bahwa mamanya tidak hanya mendorongnya untuk belajar menghafal Al Qur'an tapi turut melakukannya juga.

Alhamdulillah, dengan ijin-Nya kami masih terus melakukannya sampai saat ini. Sesekali sebelum tidur Amira melantunkan hafalan-hafalannya dan kemudian bertanya kepadaku mengenai hafalanku. Ketika dia mendapati aku lebih cepat darinya dia berkomentar bahwa dia akan bisa mendahuluiku.
Terima kasih sayang, semangatmu menjadi motivasi untuk mama.

Love you always!

Perjalanan Minim Sampah

Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...