Rabu, Februari 08, 2017

Saat Sarapan di Satu Pagi

Seperti biasa kami sarapan pagi berempat saja, aku, suamiku, kakak, dan Nina. Kemana si sulung? Kebiasaan tidur larut malamnya masih menjadi tantangan besar untuk bangun pagi, meskipun dia rutin shalat Subuh berjamaah di masjid...

Ketika Nina bersiap mengambil ayam goreng dan kremesannya sebagai teman nasi, si sulung yang baru bangun duduk di sebelahnya dan berkomentar, "Jangan banyak-banyak!"

Spontan saya turut menyela, "Kalau masih loading jangan komen...", sambil kesal melihatnya melarang adiknya.

Bukannya berhenti, dia malah mendelik menatap sang adik. Wah bahaya nih, kalau dilanjutkan bisa rusak suasana hari itu, apalagi saya pun sudah mulai terpancing untuk mengomel.

Maka aku pun menarik nafas dan meminta si sulung untuk segera mandi. Meskipun disambut dengan wajah ditekuk, dijalankannya juga permintaanku, mungkin instruksi lebih tepatnya.

Setelah mandi, kembali dia ke meja makan dan bersiap sarapan. Melihat ayam dan kremesannya masih ada, ditanyanya aku apakah boleh untuknya.
"Boleh", jawabku.

Dengan tenang dinikmatinya sarapan paginya. Setelah selesai, aku pun bertanya, "Tadi kenapa?"
"Kapan?" Balasnya.
"Tadi itu lho, dateng-dateng kok ngomel...", balasku lagi.
"Lupa", jawabnya.

Ooh...ternyata benar. Anakku masih loading, belum sadar betul dari bangun tidurnya. Setelah mandi dan sarapan, sikapnya biasa-biasa saja. Bersyukur aku tidak memperpanjang komentarku yang bisa berujung pada omelan berkepanjangan. Padahal anaknya mengerti pun tidak karena masih kondisi mengantuk.

#hari6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Perjalanan Minim Sampah

Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...