Kamis, April 16, 2015

Bahasa Tubuh, Bahasa Komunikasi Yang Tak Pernah Dusta

Resume kulwapp#3 IIP Surabaya 1
Selasa, 14 April 2015, pk. 20.00 - 21.00
Nara sumber: Septi Peni Wulandani


Menurut Albert Mihrabian, dalam komunikasi, bahasa tubuh menempati peran 55%, intonasi suara 38% dan bahasa verbal hanya 7%. Tapi sayang, banyak diantara kita hanya puas mempelajari bahasa verbal, itupun juga asal, sehingga banyak orangtua yang sekedar "berbicara" ke anaknya, tapi mereka tidak pernah "berkomunikasi".

Sedangkan untuk intonasi suara dan bahasa tubuh, banyak diantara kita yang menganggapnya tidak perlu dipelajari sehingga muncullah gagal paham antara komunikasi anak dan orangtua.

Komunikasi memang tidak selamanya harus berbicara, bahkan kadang kita bisa saling paham yang dimaksud pasangan kita atau anak kita dengan perubahan roman mukanya, atau justru dengan diam. Perubahan roman muka tanpa suara sudah memberikan seribu arti buat yg melihatnya.

Bahasa tubuh, mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam segala bentuk komunikasi dan umumnya terkirim tanpa kita sadari.

Sebagian besar bahasa tubuh kita selain tak bisa dikontrol, juga tak pernah berdusta. Ia menunjukkan bagaimana perasaan kita yang sebenarnya.

Ekspresi kita biasanya jujur meski kata-kata kita kadang tak jujur.

Anak-anak sejak lahir berkomunikasi dengan bahasa tubuhnya, misal dengan menangis, melempar sesuatu, menendang-nendang dsb. Mereka lebih dulu bicara dengan bahasa tubuhnya daripada kata-kata. Begitulah cara mereka menunjukkan perasaaannya.

Dua aspek dari bahasa tubuh yang sangat penting adalah gerak tubuh dan suara.
Gerak tubuh lebih memberikan arti yang jelas daripada suara dan suara menentukan pesan yang kita sampaikan, karena lawan bicara kita lebih menangkap 'bagaimana kita menyampaikan pesan daripada isi pesan itu sendiri'.

Bila kita ingin mengubah cara berkomunikasi, yang perlu diperhatikan adalah bahasa tubuh kita dan bahasa tubuh lawan bicara kita.
Mengubah gaya bicara atau berbahasa, jauh lebih mudah daripada mengubah bahasa tubuh kita.

Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak pun memiliki kepekaan yang sama terhadap bahasa tubuh, bahkan cenderung lebih peka, terlebih bahasa tubuh orang tuanya (mereka seperti punya radar). Ketika wajah kita cemberut, anak-anak pasti akan tanya, "Ibu sedang capek?" ketika kita jawab "tidak ada apa-apa" anak-anak pasti tidak akan pernah percaya.

Maka sebaiknya kita jawab dengan jujur untuk mengartikan bahasa tubuh. Karena anak-anak sedang belajar memahami bahasa tubuh.

Demikian juga sebaliknya ketika anak-anak terlihat bahasa tubuh yang mengartikan emosi tertentu, maka perlu kita artikan; "kamu jengkel ya kak ya", "adik sedang bahagia ya".

Kadang-kadang kita tergesa-gesa untuk menyampaikan pesan tanpa memperhatikan bahasa tubuh lawan bicara kita / anak kita, akibatnya pesan tidak sampai dengan baik.

Contoh :
Anak memecahkan gelas
Reaksi kita : "Nah, bener kan kata mama, kamu itu nggak pernah hati-hati. itu gelas bahaya kl sampai pecah" ...dst
Tanpa memperhatikan bahasa tubuh anak, anak menangis sambil memegang benjolan di tangan yang ternyata anak sedang sakit tangannya, akibatnya pesan yg kita sampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh anak.

Ketika anak nakal, reaksi kita : cenderung ngomel dg kalimat yg panjang. bahkan cenderung mengancam. padahal cukup dg roman muka marah, dan verbal simple

Dengan belajar membaca bahasa tubuh, kita akan dapat memahami bahwa sesungguhnya teladan lebih bermakna daripada seribu kata!

Anak mungkin bisa salah memahami perkataan kita, tapi mereka tidak pernah salah mengcopy

Salam Ibu Profesional

\Septi Peni Wulandani\

Sesi Tanya Jawab :
T1. Pipiet : Bagaimana cara efektif memperbaiki pola komunikasi yg terlanjur salah (suka teriak,merengek pdhl anak sdh 10 thn)?
J1. Bunda Pipiet, pola komunikasi yang terlanjur salah, silakan mulai diperbaiki bersama. Pertama mulai dari kita orangtuanya minta maaf apabila selama ini suka teriak dan kasar sama anak. Kemudian ajak anak untuk belajar memperbaiki komunikasi bersama kita✅

T2. Pipiet : Bagaimana memperbaiki diri sbg ibu dan menyadarkan org tua kita utk memperbaiki pola komunikasi mengingat ini akan berdampak pada ank kita?
J2. Bunda Pipiet pertama kitalah yang harus berubah terlebih dahulu, kemudian kuatkan pola komunikasi kita dengan anak-anak. Sehingga anak akan paham mana komunikasi yang baik dan mana yang tidak. Sehingga saat bertemu pola komunikasi yang tidak baik menurut diri anak, anak-anak akan memiliki filter alami, termasuk ke eyang dan saudara-saudara kita✅

T3. Elly : Assalamu'alaikum wr wb. Bu Septi, bagaimana teknik komunikasi yg baik antara kita dan pasangan jika ada masalah/ sesuatu yang kurang berkenan di hati. Apakah harus segera disampaikan dan dicari solusi saat itu juga atau kita tunggu sampai hati kita merasa tenang dan bicarakan masalah tsb dengan kepala dingin?
Terima kasih bu Septi
J3. Bunda Elly Wa'alaykumsalam wr.wb intinya kalau sedang panas dan emosi jangan pernah buka komunikasi. Kalau suami marah, maka kita harus mendengarkan, tidak menjawab. Setelah suami tenang baru kita berbicara. Batas maximum adalah harus selesai sebelum tidur malam dan hari berganti✅

T4. Lidya : Asalamualaikum bu. Anak saya laki-laki umur 2th10bln. tiap saya cerita, bicara agak panjang, baca Al Quran, melihat rekaman/video/film dan nyanyian, mulutnya selalu mengikuti, seperti menggumam, menirukan kata-kata terakhir. Sepertinya anak saya anak auditori. Bagaimana cara komunikasi efektif untuk anak seperti ini? Terutama dalam mengkomunikasikan pendidikan agama dan akidah kepada anak. Terima Kasih
J4. Bunda Lidya, Wa'alaykumsalam wr.wb perbanyaklah mendongeng kisah-kisah teladan para sahabat Rasulullah, kemudian setelkan murottal untuk bisa didengar setiap saat. Untuk pendidikan agama dan akidah, anak lebih banyak meniru dan melihat orang dewasa di sekitarnya. jadi jangan sampai salah memberi contoh. Ajaklah untuk mengenal alam dan semua ciptaan Allah. Mulailah tahapan pengenalan Allah setahap demi setahap. ✅

T5. Shanty : bagaimana dengan penggunaan kata JANGAN, krn sering susah dlm prakteknya..msh suka keceplos juga. Bahasa tubuh bukan hanya ekspresi tp juga gesture tubuh ya,bagaimana kita tahu bahasa tubuh kita sudah tepat ato belum.
J5. Bunda Shanty, harus sering dilatih. Saya dulu bekerjasama dengan suami, saling cross check berapa kali ngomong jangan. Kalau masih terlalu banyak, esok hari berusaha dikurangi, sampai akhirnya kalimat negatif bisa berubah menjadi kalimat positif. Misal jangan buang sampai sembarangan diganti dengan buang sampah pada tempatnya ya nak.
Bahasa tubuh itu tidak bisa dibohongi, maka harus dilatih dengan benar. Biasanya kami sekeluarga berlatih bahasa tubuh saat di meja makan, makan bersama. Latihan bagaimana caranya duduk, cara makan, minum, bercakap-cakap dll. Daaan perlu selalu saling mengingatkan di rumah kalau ada salah satu diantara kita yang gestur tubuhnya mengartikan sesuatu yang kurang bagus✅

T6. Dita : Bagaimana menghadapi anak yg cenderung diam, namun dr bahasa tubuhnya pun spt yg tdk mendengarkan?
J6. Bunda Dita, harus segera ditegur kalau itu bermakna tidak baik. Kemudian ajak bicara, karena bahasa tubuh anak itu lebih jujur dari bahasa ucapan. Itu tandanya anak sedang berontak atau tidak suka ke orangtuanya. Komunikasikan baik-baik agar tidak berlanjut ke karakter yang menetap✅

T7. Dyah : Bu, bagaimana melatih menyampaikan keinginan atau informasi ke anak dengan singkat dan bahasa tubuh yang sesuai?
J7. Bunda Dyah harus banyak latihan ekspresi. Ini pentingnya ibu belajar dongeng, agar bisa mengekspresikan bahasa tubuh dengan lancar ke anak. Kalau menginginkan sesuatu ke anak, turunkan badan anda setinggi anak, kemudian tatap matanya, dan sampaikan kalimat dengan prinsip KISS (Keep information Short and simple) conroh, "Bunda senaaaaang banget, kalau kakak mandi sendiri hari ini, Oke?" saat senaaaaang, gunakan ekspresi bahagia, saat bilang oke? mata anda harus berbinar-binar dan senyum melebar. ✅

T8. Farda : Bu Septi, saya pernah tahu tentang ego state manusia yang juga berpengaruh bagaimana berkomunikasi dan menyelesaikan masalah. Yaitu ego child-ego adult-ego parent. Kapan kita harus bisa menyesuaikan diri dengan bahasa ego tsb? Kadang kita bisa berkomunikasi dengan anak ala anak-anak yang ceria, kadang harus dewasa, atau menyetara denganya. Apa memang diperlukan bermain peran on stage di hadapan anak-anak itu? Tanpa harus kehilangan jati diri, bagaimana kita apa adanya? Terimakasih
J8. Bunda Farda, di komunikasi itu namanya transaksional communication, saat anak-anak menjadi anak-anak, maka kita berkomunikasi sebagai seorang dewasa. Ketika mereka sedang berperan orang dewasa, maka kita ganti yang berperan menjadi anak-anak cara komunikasinya.
Ego state akan digunakan saat anak harus melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Misal saat kita tahu anak kurang beradab tingkah lakunya maka kita lakukan dengan ego state tersebut.
Betul, selama ini saya selalu bermain peran dengan anak-anak, meskipun mereka sudah besar-besar. Tidak hanya urusan emosi, tetapi juga belajar .Saat saya ingin anak-anak belajar banyak hal, maka saya memposisikan sebagai ibu yang tidak tahu apa-apa, sehingga harus belajar dengan anak. Always on stage selama anak ada di rumah kita.✅

T9. Tika: Saya terkadang menghela nafas berat dan panjang atau tetiba diam ketika saya tidak "menyetujui" atau suka dengan satu keadaan. Dan putra saya (3th) seperti mengerti dengan kebiasaan saya ini dan kemudian menanyakan bunda kenapa?
Saya pun menjelaskan alasan saya berbuat demikian
Apakah sikap saya ini salah? Atau bisa berpengaruh buruk terhadap putra saya?
Terimakasih admin dan bu Septi
J9. Bunda Tika, sebaiknya tidak terlalu sering menghela nafas di depan anak. Karena helaan nafas itu memberikan makna negatif terhadap sesuatu keadaaan. nanti akan menjadi kebiasaan buruk yang ditiru oleh anak. Sama juga dengan bahsa tubuh, mengecap, dan keluar bunyi dari mulut kita, saat melihat ada sesuatu yang tidak pas. Hal ini akan jadi kebiasaan buruk yang susah hilang. Kalau sampai anak melakukannya sejak dini, maka akan menetap menjadi karakter buruk yang akan sering dilakukan anak-anak, dan tanpa berbicara akan mempengaruhi suasana dimana anak berada. Contoh saya tidak akan mengambil karyawan dengan bahasa tubuh semacam itu, sepintar apapun dia. Karena ini habit buruk yang saya perlu lama untuk mengubahnya.✅

T10. Shanty : bagaimana komunikasi dgn anak yg kinestetis dan visual
J10. Bunda Shanty, berkomuniksailah ke anak visual dengan berbagai tulisan dan catatan. Misal anda mau pergi dan berpesan ke anak-anak visual agar membereskan ruang mainannya. Maka pola komunikasinya bukan "Adek, mama pergi dulu ya, jangan lupa beresin mainannya". anda akan kecewa saat pulang message anda tidak sampai ke anak. maka tulis dulu pesan anda, dan tempel di pintu kamar/kulkas setiap message mama. Anda pamitan dan sambil bilang " Sayang ada pesan istimewa untukmu di kulkas, baca yaaa"
Sedangkan untuk anak kinestetik, perlu ditulis, perlu anda datangi, secara dekat, pegang bahunya, tatap matanya dan katakan, "Mama pergi dulu, titip mainan di kamar diberesin ya sayang, kalau belum jelas lihat pesan mama di kulkas"✅

T11. Ira : Bagaimana cara melatih bahasa tubuh agar bisa menghasilkan komunikasi yang baik dan produktif? Apa indikator bawa kita sudah "lulus" punya ilmu bahasa tubuh yang baik.
J11. Bunda Ira, kurangi bahasa verbal. Maka bahasa tubuh akan meningkat. Hindari berkomunikasi dengan ancaman, maka bahasa tubuh akan meningkat. Latih intonasi suara anda dengan benar, maka bahasa tubuh akan meningkat. Indikator sukses adalah, tanpa berkata-kata, hanya melihat perubahan roman muka, anak-anak paham maksud kita. Kalau di rumah kami yang bahsa tubuhnya sangat bagus adalah pak Dodik. Setiap pak Dodik melihat sikap anak-anak yang kurang baik, beliau hanya diam sambil melihat tajam ke anak-anak waktu kecil dulu, maka secara otomatis anak-anak meminta maaf ke bapaknya. Saya banyak belajar bahasa tubuh ke pak Dodik. Saya jadi paham apa yang pak Dodik sukai dan apa yang tidak, cukup dengan membaca bahasa tubuh beliau.✅

T12. Mita: Bun Septi. Bagaimana memperbaiki komunikasi dgn anak 2 thn 4 bln yang sering berteriak, nangis, tantrum. Belum bisa merespon maksimal jika diajak bicara.
J12. Bunda Mita, kalau yang saya lakukan memberikan rules di rumah saat anak tidak emosi. "Di rumah ini tidak ada yang berhasil meminta sesuatu dengan menangis dan berteriak-teriak". maka saat anak nangis dan berteriak, biasanya kami berdua mendiamkan, sampai capek, sambil sesekali ditanya " Udah selesai nangisnya?" kalau makin kenceng, kami bilang "O belum selesai, lanjutkan ya ibu tunggu 5 menit" saya tinggal melakukan yang lain. kalau sudah terisak-isak baru diminta wudhu dan bicara baik-baik. Kuncinya jangan pernah ditanggapi saat anak menangis dan teriak, karena ini akan menjadi modus operandi mereka hehehe.✅

T13. Faizah : Anak saya laki2 usia 4,5thn sangat aktif, tenaganya seperti tidak ada habisnya, kalau sedang serius nonton tv (kartun yang diya suka) kemudian saya ajak ngobrol suka tidak memperhatikan tapi mengerti/menjawab apa yang saya bicarakan/tanyakan. bagaimana ya bu cara biar anak saya menatap saat di ajak ngobrol..?
J13. Bunda Faizah, ya bicaralah saat Tv tidak nyala, itu namanya kita tidak bisa membaca situasi. Berkomunikasi di waktu yang salah, dan bukan salah anak, karena mereka akan fokus pada satu hal.✅

T14. Farda: (1). Bagaimana cara melatih diri agar tidak terlalu responsif terhadap perilaku anak? Misal: menjatuhkan piring kita ekspresif: "lhooo..jatuh kan" atau "astaghfirullah dek.." (2). Bu Septi saya belum pernah datang di seminar/kuliah offline bu Septi, namun kalau lihat video-video kuliah IIP cara komunikasi bu Septi tampak dewasa, singkat, tepat dan berbobot tidak bertele-tele, padat makna. Bagaimana ya bu belajar demikian? Apalagi di tengah derasnya pola komunikasi sekarang yang terlalu banyak bicara minim hikmah dan banyak obrolan kurang mnfaat tp tetap hangat humble mnyenangkn diajak diskusi/bicara. Terimakasih 😊semoga ilmunya manfaat jd amal jariyah. Aamiin
J14. Bunda Farda buatlah rules anak saat dalam kondisi tenang. Ini ada di materi kemandirian. Biasanya saat dalam keadaan darurat , misal andaikata bawa piring dan pecah, maka saya membuat SOP nya :
1. Ambil sandal
2. Ambil sapu dan ekrak
3. Bersihkan serpihan kaca
4. Ambil lap basah, dan bersihkan sisa serpihan, buang se lap-lapnya.
Sehingga ketika piring pecah, saya tinggal bilang, Oke nak lakukan step 1. Bukan justru teriaaak kaget. teriakan kita itulah yang membuat anak nangis.

Kuncinya untuk bisa berkomunikasi produktif hanya ada tiga : latihan, latihan dan latihan✅

T15. Mita: Bun Septi saya belum menangkap. Jadi ekspresi marah dan tidak suka seorang ibu sebaik nya bagaimana? Mata melotot? Menggeram?
J15. Bunda Mita, sering pakai emoticon kan? 😡 ini gambar wajah kita saat marah, 😄ini saat bahagia,😳ini saat kaget dan marah. Berlatihlah di depan cermin, dan praktekkan, Tapi ingat kalau saat marah hanya wajah anda saja yang ikut marah, hati tidak boleh ikut marah, terutama saat berkomunikasi dengan anak✅

T16. Nenni : Assallamuallaikum..bu septi bgamn berkomunikasi dg anak yg menjelang remaja dan kliatan sdikit bandel dlm apapun tanpa melukai perasaannya..krn kadang sulit di blngi..anak sy laki usia 15th..mksh bu septi..
J16. Wa'alaykumsalam bunda Neni, fitrah anak usia 15 th adalah ingin bebas, tidak banyak dinasehatin dan dipercaya segala hal keputusannya. Karena anak-anak ini sudah masuk aqil baligh, sudah memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti kita orangtuanya. Anak aqil baligh yang masih diperlakukan seperti anak-anak pre aqil baligh akan berpotensi memberontak. maka cukup anda menjadi temannya dan dengarkan, dekati teman dekatnya dan pinjam mulut teman hehehe. Makanya saya selalu minta anak-anak usia 15 th ke atas untuk berpisah dari kami, dan hidup sendiri di kota lain sebagai orang dewasa baru. ✅

Host : Shanty Irawati
Co-Host : Dyah K Utari
Admin : Dita Wulandari

Tidak ada komentar:

Perjalanan Minim Sampah

Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...