Senin, Juli 22, 2019

Eksplorasi Kebun Depan #2

Mencoba hal baru? Mengapa tidak?

Para petualang cilik kali ini memasak bersama. Memasak bersama teman-teman saja pastinya mengasyikkan, apalagi sambil mencoba menu baru!

Coba tebak apa menu baru yang dicoba oleh para petualang cilik? Mereka memasak daun kelor!

Ide memasak ini dilontarkan oleh Nina. Saat akumenyampaikan rencana kegiatan eksplorasi yang kedua, Nina merasa berkeberatan. Menurutnya usulanku sama saja dengan eksplorasi pertama. Kemudian muncullah ide memasak ini. Selain karena Nina memang suka memasak, dia pun ingin mengajak teman-temannya mencoba daun kelor.

Tahu pohon kelor kan? Nama kerennya adalah Moringa, lengkapnya Moringa Oleifera. Di kebun depan ada sebuah pohon kelor yang sudah menjulang tinggi. Sampai-sampai batangnya harus ditebang dulu supaya bisa memanen daun-daunnya. Tapi jangan khawatir, tunas-tunas baru akan bermunculan menggantikan yang lama.

Pertama yang mereka lakukan adalah melepaskan daun-daun kelor yang telah dipanen dari batang-batang kecilnya. Beberapa daun terlihat kuning dan beberapa lainnya terlihat kering sebagian karena terkena hama. Ada yang berkomentar wangi, ada pula yang tidak suka aromanya. Hal ini membuat mereka penasaran bagaimana rasanya

Tibalah waktunya untuk memasak. Tanpa ada yang mengomando, para petualang cilik langsung mengambil peran masing-masing. Ada yang mengiris bawang putih, ada yang mengocok telur, ada pula yang menyiapkan wajan dan alat masak lainnya. Mereka juga mengatur sendiri gilirannya untuk mencampur, karena semua ingin mencoba. Tapi ada satu pekerjaan yang tidak seorang pun mau melakukannya, yaitu mengiris bawang merah.

Keseruan masih terus berlangsung saat makan bersama. Semua antusias mencoba jenis sayuran baru. Tanpa ragu semua mencoba, mungkin faktor makan bersama juga berpengaruh.
“Enak!”
“Aku mau nambah!”
Demikian sedikit komentar dari mereka. Selebihnya mereka asyik menikmati makan siang bersama.

Bagaimana dengan batang kelor yang hasil menebang? Mau diapakan?
Aku tantang mereka adakah yang mau mencoba untuk menumbuhkannya.
“Memangnya bisa ya?”
“Bagaimana caranya?”
Vira dan Zainab menjawab tantangan tersebut dengan semangat. Kusampaikan pada mereka untuk merendamnya dengan air.

Sebelumnya kami memang membahas mengenai cara-cara memperbanyak tumbuhan. Mulai dengan menanam biji atau benihnya, menanam kembali sisa bagian batang atau akar/umbinya, atau dengan cara distek, baik stek batang maupun stek daun. Dilanjutkan dengan mengamati berbagai contohnya yang ada di halaman.

Selain keseruan memasak, di awal kegiatan para petualang cilik berdiskusi mengenai sayur dan buah. Bagaimana mengelompokkan keduanya, ciri apa saja yang menjadi pembedanya. Naura terlihat bersemangat bisa menjelaskan perbedaan sayur dan buah dari hasil bacanya.

Di akhir kegiatan, Vira banyak bertanya tentang berbagai hal, salah satunya adalah darimana asal biji bawang daun. Ternyata selain tantangan menumbuhkan sereh yang diselesaikannya, dia pun mencoba sendiri menumbuhkan bawang daun dari sisa memasak.

Ada apa lagi ya di petualangan berikutnya?

Tidak ada komentar:

Perjalanan Minim Sampah

Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...