Kamis, April 16, 2015

Bahasa Tubuh, Bahasa Komunikasi Yang Tak Pernah Dusta

Resume kulwapp#3 IIP Surabaya 1
Selasa, 14 April 2015, pk. 20.00 - 21.00
Nara sumber: Septi Peni Wulandani


Menurut Albert Mihrabian, dalam komunikasi, bahasa tubuh menempati peran 55%, intonasi suara 38% dan bahasa verbal hanya 7%. Tapi sayang, banyak diantara kita hanya puas mempelajari bahasa verbal, itupun juga asal, sehingga banyak orangtua yang sekedar "berbicara" ke anaknya, tapi mereka tidak pernah "berkomunikasi".

Sedangkan untuk intonasi suara dan bahasa tubuh, banyak diantara kita yang menganggapnya tidak perlu dipelajari sehingga muncullah gagal paham antara komunikasi anak dan orangtua.

Komunikasi memang tidak selamanya harus berbicara, bahkan kadang kita bisa saling paham yang dimaksud pasangan kita atau anak kita dengan perubahan roman mukanya, atau justru dengan diam. Perubahan roman muka tanpa suara sudah memberikan seribu arti buat yg melihatnya.

Rabu, April 15, 2015

Detektif Kecil


Kali ini kegiatan belajar Amira dan Nina kubuat berbeda. Mereka mempunyai misi yang harus diselesaikan. Pagi hari aku sudah keliling kompleks tempat tinggal kami untuk menempatkan petunjuk-petunjuk yang harus mereka temukan. Sambil pasang senyum setiap kali ada tetangga yang heran melihatku memasang balon di tiang nama jalan, menggantungkan plastik di ranting pohon kersen atau menempelkan amplop di bawah seluncuran di taman kompleks.

detektif kecil

Petunjuk pertama yang mereka temukan adalah sebuah balon dengan gulungan kertas di dalamnya. Lucunya kedua anak itu tidak berani memecahkan balon untuk mengambil petunjuk tersebut. Ketika gulungan dibuka, keduanya terheran-heran karena petunjuknya berisi huruf-huruf acak yang tidak membentuk kata-kata, kecuali mereka membacanya dengan seksama.

Petunjuk kedua berbeda lagi. Kali ini mereka harus membacanya dengan menghadap cermin. Setelah itu pada ketiga mereka harus menyusun kata-kata acak menjadi sebuah kalimat yang bermakna.
Petunjuk terakhir berupa soal matematika yang hasilnya merupakan angka unik nomor rumah kami.

Dari setiap petunjuk-petunjuk tersebut, mereka akan menemukan kepingan-kepingan puzzle yang harus disusun. Di beberapa tempat dimana mereka mendapatkan petunjuk-petunjuk itu ada kejutan-kejutan yang membuat keduanya berteriak gembira.

Di samping menyelesaikan misi menyusun puzzle, keduanya kubekali beberapa lembar tugas yang juga harus dikerjakan.

Selesai berkegiatan, keduanya menyampaikan keinginan untuk belajar dengan cara demikian lagi.
Hehehe....itu berarti sama saja menugaskanku menyusun permainan lagi :)

Perjalanan Minim Sampah

Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...