Suatu sore setelah hujan menyiram kota kami, sebuah pelangi yang indah muncul menghias langit yang telah kembali terang. Kedua putri kecil dengan gembira memanggilku untuk ikut menikmati indahnya pelangi.
"Pelanginya indah ya, Ma", komentar Nisrina, putri kecilku.
"Aku ingin dekat ke pelangi....tapi aku kan ga bisa terbang ya, Ma", lanjutnya
"Kalau aku jadi peri....tiba-tiba aku menjadi kecil! Ga bisa kan...", lanjutnya lagi
Aku terpesona dengan keindahan warna-warna yang menghias di angkasa, dan mendengar komentar putri kecilku yang berusia tiga tahun membuatku tidak dapat berkata-kata, hanya senyuman lebar tersungging di bibirku. Kemudian akhirnya menimpali komentarnya dengan sebuah anggukan dan berkata, "Iya..."
"Aku sangat sukaa pelangi... Oh, betapa indahnya", katanya lagi sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Subhanallah, sungguh tiada yang dapat menciptakan keindahan luar biasa ini selain Allah Azza wa Jalla.
Jumat, Mei 17, 2013
Cerita Pelangi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Perjalanan Minim Sampah
Minim sampah dalam perjalanan merupakan sebuah tantangan, namun hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Memang tidak semua akan ideal seperti...
-
Awalnya Fauzi menemukan kardus-kardus bekas komputer, pompa air dan entah apalagi yang sengaja kusimpan dalam keadaan terlipat rapi di kam...
-
Bagaimana awal mulanya petunjuk waktu digunakan? Bentuknya seperti apa? Bagaimana cara kerjanya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengawali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar