“Ayo semua tidur,
jangan lupa baca doa dulu…”, kataku kepada ketiga anakku dengan cemas melihat
jarum-jarum jam dinding kami terus bergerak melewati waktu tengah malam.
“Aa dan kakak kan
besok harus sekolah”, lanjutku.
Tanpa banyak membantah
kedua anakku menuruti kata-kataku, setelah membaca doa tidur bersama-sama,
keduanya memejamkan mata dan berusaha untuk tidur.
Tapi tidak demikian
dengan putri kecilku yang berumur 2 tahun 8 bulan, dia malah merengek minta
dibacakan buku cerita Franklin dan Hujan
Badai.
“Sudah malam, De..Bacanya
besok lagi ya, tadi kan udah dibacakan dua buku..”, aku menolak permintaannya
“Mama Ita…ga bisa
bacanya..”, dia terus merengek
Aku pejamkan mataku
dan pura-pura tidur serta berusaha untuk tidak memperdulikan rengekannya,
meskipun hati kecilku tidak tega.
“…petir…kata
Franklin…”, kudengar dia pura-pura membaca. Kemudian diulanginya lagi kata-kata
tersebut sampai tiga kali.
“Mama Itaa….Nina ga
bisa bacanya…”, rengeknya lagi masih berusaha membujukku menuruti
permintaannya.
Aku tetap diam berusaha
tidak menanggapi tingkahnya, sambil mengintip untuk melihat apa yang sedang
dilakukannya. Dari sudut mataku, kulihat ia sedang membuka buka sambil
berbaring seakan-akan sedang membaca. Kulirik jam dinding, jarum panjangnya
sudah melewati angka enam dan jarum pendeknya ada diantara angka 12 dan satu.
Oh tidak…sudah setengah satu, keluhku dalam hati.
Tidak lama kemudian,
rengekannya sudah berganti dengan senandung lagu nina bobo, berikutnya kudengar
dia menyanyi,
”Mamah
bobo..ooh..mamah bobo…kalo tidak bobo digigit..KEBOO
ooh..KEBOO..”
Tidak tahan
mendengarnya, tak sengaja aku tersenyum, kemudian terdengar tawa geli kakaknya.
Mendengar ada respon
dari kami, dia tersenyum lebar dan melanjutkan nyanyinya:
“Aa bobo…ooh…Aa
bobo…kalo tidak bobo digigit..KEBOO
KEBOO…”
Tidak tahan menahan
geli, akhirnya kami berdua tertawa dan dia pun ikut tertawa melihat kami masih
terjaga. Kemudian kupeluk dia, dan berkata,”Ayo bobo…mamah ga mau digigit
kebo!”
Dia tersenyum dan balas memelukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar